Karya tulis ilmiah bukan sepenuhnya karya ekspredi diri. Sebuah karya tulis fiksi, atau sering disebut karya sastra, merupakan ekspresi diri penulisnya yang dihasilkan dari imajinasi penulis. Hasil karya penulis merupakan hasil rekaan sendiri berdasarkan realitas disekelilingnya. Oleh karena itu, Hasil karyanya disebut karangan dan penciptanya disebut pengarang. (Soeseno, 1993:1)
Sebaliknya, sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembaliberbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penulis karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis. (Soeseno, 1993:1)
Laras ilmiah memilki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam laras ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranana utama. Oleh sebab itu, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus diperhatikan. Penulisan laras ilmiah tidak hanya untuk mengekspresikan pikiran, tetapi untuk menyampaikan hasil pemikiran. Kita harus dapat menyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya tulis ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.
Persyaratan lain bagi sebuah tulisan untuk dikategorikan sabagai karya ilmiah adalah sebagai berikut (Brotowidjojo, 2002).
Sebaliknya, sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembaliberbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penulis karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis. (Soeseno, 1993:1)
Laras ilmiah memilki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam laras ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranana utama. Oleh sebab itu, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus diperhatikan. Penulisan laras ilmiah tidak hanya untuk mengekspresikan pikiran, tetapi untuk menyampaikan hasil pemikiran. Kita harus dapat menyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya tulis ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.
Persyaratan lain bagi sebuah tulisan untuk dikategorikan sabagai karya ilmiah adalah sebagai berikut (Brotowidjojo, 2002).
- Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
- Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik enulisan ilmiah, yakni pencantuman rujukan dan kutipan yang jelas.
- Harus disusun Secara sitematis.
- Menyajikan rangkaian sebab-akibat yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
- Mengandung pendangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
- Ditulis secara tulus.
- Pada dasarnya bersifat ekspositoris.
- Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makan.
- Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan keracuan atau keraguan.
- Harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa.